Diary II

Entah kenapa aku benci banget ada disini. Menjalani ini rasanya berat. Sudah berkali kali mencoba ikhlas, sabar, dan bersyukur atas apa yang Dia kasih. Tapi, mungkin karena egoku yang masih terlalu tinggi rasa ga enak hati terus berulang. Sampe stress mikirinnya. Ga tahu kenapa. Aku mikir, ya mungkin memang ini bukan yang aku mau. Tapi kenapa aku dulu memilih buat disini? Jauh dari orang tua, berusaha semuanya sendiri, se frustasi ini juga cuman aku yang tahu. Menyendiri di kamar sepi. Sendirian. Mau teriak rasanya, tapi yang keluar cuman rintihan pedih berbarengan sama air mata yang sudah berkali kali ngalir dan dihapus kembali. Masuk universitas ini memang ga semua orang bisa disini. Jadi salah satu bagian disini, mungkin mimpi buat orang lain. Harusnya sih aku bersyukur sudah bisa kuliah disini. Banyak yang mau disini, tapi ga kesampean. Kalo dipikir, egois juga kalo aku cuman mikir aku benci disini dan beneran mau pergi rasanya. Tapi, ga tahu kenapa berat saja rasanya. Kalo digambarkan, aku sudah di dalam hutan, penasaran dan akhirnya masuk lebih dalam. ketika sudah sampe dalam, kamu sadar kalo kamu jalan tanpa arah dan tujuan dari awal. Ingin rasanya berbalik dan mengulang, mempertimbangkan kembali, menegaskan tujuan konkret sebenarnya dari pilihanku mau masuk lebih dalam ke  hutan ini. Tapi, itu dirasa terlambat. Aku sudah masuk jauh ke dalam. mempertanyakan "bagaimana aku bisa sampai pada tempat ini? Kenapa pada awalnya aku memilih jalan ini? Kenapa Dia pada akhirnya menempatkanku disini? Saat ini aku ingin keluar, mencari tempat dimana hati pikiran dan raga menikmati rasa nyaman seperti yang diinginkan. Ingin aku kembali, tapi tidak ada pintu kesana. Hanya ada pintu masuk untuk menjelajah hutan lebih dalam. Sekarang ini, aku kesal pada diriku. Kenapa aku tidak bisa menjaawab semua pertanyaan tadi. Apa alasan Dia mempatkanku disini? Kenapa juga hati rasanya masih saja berat untuk menjalani atas jalan yang aku pilih sendiri. Ya, bisa kubilang pada awalnya ini adalah jalan yang kupilih karena aku sudah terlanjur frustasi dulu. Jalan pelampiasan akan dilema yang tidak bisa kuatasi saat itu. Sekarang, aku sudah merasa sangat lelah untuk mengulang kembali merasakan perasaan sepeti ini. Terkekang. Terpaksa. Kebingungan. Kesal. Dan ada perasaan ingin pergi dan menemukan jalan baru. Benar benar baru. Bukan melanjutkan. Tapi seperti yang aku bilang tadi, seolah tidak ada pintu lain untuk berbalik maupun pintu menuju ke tempat yang baru. Hanya ada pintu menuju hutan lebih dalam. Haruskah aku tetap melanjutkan? Akankah aku bisa mencapai tempat baru di dalam hutan yang semakin dalam itu? Adakah keajaiban di dalam sana untukku? Aku tahu, Dia tidak akan pernah salah menempatkan makhluk-Nya. Jika ini adalah tempat yang diberikan oleh-Nya, aku hanya perlu menjalani bukan? Jika iya, bantulah aku bertanggungjawab atas jalan dan tempat yang telah Engkau berikan padaku. Jika ini adalah yang terbaik untukku ke depan, dan Kau telah menyediakan tanah lapang hijau dengan bukit disekelilingnya, angin yang akan kau hadirkan mengantarkan suara deras sungai yang mendamaikan, ku mohon, kuatkanlah aku dalam perjalanan ke sana. Mudah tidak mudah, kumhon permudahkanlah jalanku. Aku tidak bisa sendirian. Saya memohon dengan seluruh kerendahan hati saya, bimbinglah saya, kuatkan saya, sabarkan saya, lapangkanlah saya, dan permudahlah jalan saya. Ya Allah, saya sangat membutuhkanmu untuk menjawab semua pertanyaan saya. Mungkin dengan melanjutkan apa yang sudah saya mulai adalah satu satu nya jalan untuk saya bisa mendapat jawabannya. Saya benar benar mohon tolong kuatkan saya, lapangkanlah hati saya. banyak hal yang sudah saya korbankan, perasaan yang benar benar membuat saya frustasi hingga saya sampai pada hari ini. Ke depan, saya tidak ingin merasakan hal ini lagi. Saya harap ini adalah yang terkahir. Keinginan besar dan permohonan saat ini, jika ada jalan yang lebih baik, saya mohon bukalah itu untuk saya. Apa pun jalan yang kau berikan untuk saya, jika itu menuju kebahagiaan oarang tua saya, saya mohon pada-Mu, selalu lah ada untuk saya, kuatkan saya, dan permudahkanlah jalannya. Sampaikan terimakasih dan rasa sayang saya untuk orangtua saya dan permintaan maaf atas pencapaian yang belum maksimal dari saya untuk mereka. Jagalah mereka untuk saya. Dengar dan kabulkanlah setiap doa dan permintaan mereka. Bahagiakan mereka lebih dari mereka bahagiakan saya. Berikanlah waktu yang lebih panjang untuk saya bisa bahagiakan bersama orangtua saya ata kerja keras yang saya lakukan. Percepatkanlah waktu saya  meraih semua pencapaian saya untuk kedua orangtua saya.

Komentar